MTs Panyinggahan Maninjau Dalam Memori

MTs Panyinggahan Maninjau Dalam Memori

Rabu, 13 Oktober 2010

HUKUMAN TERHADAP SISWA, BENARKAH GURU YANG SALAH ?

Assalaamu'alikum waramatullaahi wabarakaatuh
Puji syukur hanya kehadirat Allah swt, shalawat buat Rasulullah SAW
Menyikapi fenomena kemarahan berbagai kalangan terhadap HUKUMAN TERHADAP SISWA oleh guru dianggap ' kekerasan '  yang dilakukan oleh guru terhadp siswa, saya ingin mengajak kita merenung terutama pada orang tua dan pihak-pihak yang selalu memposisikan guru pada pihak yang salah.
Pertama. 
Pernyataan ini saya kutip dari pernyataan Cak Prass, saya dapatkan dari forum diskusi facebook Alumni IKIP Negeri Malang : 
Mencermati berita yang saat ini ada di media massa,... uhh ngeri!!

Seorang guru menampar siswa... dimutasi
Guru yang menindak murid lari putar lapangan, diperiksa kepolisian...

Padahal, "...Pendidikan tanpa hukuman adalah kejam...".
Pendapat ini sulit dinalar maknanya, tetapi dapat kita lihat hasilnya. Kenakalan siswa di jaman dulu secara kuantitas maupun kualitas tak sebrutal saat ini. (sayang nggak ada data maupun grafiknya). Tetapi Insya Allah opini saya mendekati kenyataan.

Saat ini para Pendekar Hak Azazi, yang haus popularitas dan sok pintar berkoar tentang teori psikologi atau apapun membuat konsep baru tentang pendidikan,... hasilnya... tawuran dan perkelahian pelajar toh semakin marak, bahkan mahasiswapun jadi moviestar-nya (????)

Apakah kita dendam saat jemari kita diketok penggaris karena kuku kita panjang ? Apakah kita sakit hati saat "godheg" kita dipelintir karena kita gondrong ? dan apakah hanya karena itu berkurang hormat kita ke Guru-guru kita ??

So,.... apa pendapat anda..
(Perlu diketahui, saya saat ini tidak berprofesi sebagai pengajar, hanya orangtua siswa yang tidak rela pendidikan hilang maknanya)
Kedua
Dari sumber yang sama, pernyataan ini diungkapkan oleh Ifan :
Saya sependapat dgn pak Cras,makna hukuman itu bagi org tua udah seperti virus yg harus dibasmi, jd para guru bingung sekarang hrs berbuat apa karena perilaku anak didik yg kurang dan orang tua yg terlalu membela anak anaknya.KOMNAS HAM berkoar koar ANAK ITU JGN DIHUKUM. Tapi dalam didaktik pengajaran guru itu ada yg namanya hukuman untuk efek jera,tp nampaknya itu tidak berlaku lagi saat ini. mereka membuat perlindungan anak,tp pernahkah mereka turun dan berbuat langsung didepan kelas selama hampir19 tahun,menghadapi anak didik.SEHARUSNYA PEMERINTAH MELINDUNGI PARA GURU. Bukan malah menghukum Guru. Pemerintah dpt membuat suatu keputusan tentang hukuman yg dpt diberikan kepada murid,sanksinya apa,agar guru dpt melakukanya.Atau sekolah membuat peraturan tentang hukuman yg dapat diberikan oleh guru kpd anak didiknya.Menurut saya EQ dan tes IQ diberikan kepada anak,yg dibiayai oleh pemerintah jd dgn demikian guru dpt mempelajari karakter anak tsb, hingga guru dapat mencari solusinya. Mengenai data perilaku anak dari thn 1975 s/d 2010 sudah jauh berbeda cara berbicara,sopan santun,cara belajar.Dahulu anak dihukum guru tdk ada masalah prinsip org tua adalah bagaimana anak saya pintar,sekarang justru berbalik 360 derajat.JADI JGN BERANGGAPAN GAJI GURU YG BESAR MEMBUAT PENDIDIKAN LEBIH BAIK. Karena tugas GURU adalah pengabdian. jadi para guru itu tlg diberi jalan keluar,bukan malah dijepit. Hasilnya sekarang adalah: TAWURAN,TIDAK PUNYA TATA KRAMA,NARKOBA,Dll.Kenapa? orang tua sibuk diluar,tanpa sempat dirumah,mereka hanya tahu terima bersih,tp saat anaknya dihukum guru dia tidak terima.Perlu diketahui para orang tua anak itu disekolah hanya 7 jam selebihnya 17 jam adalah bersama orang tua.JADI DIDIKAN SIAPA YANG LEBIH BANYAK MENDIDIK? Jadi jangan hanya tahu menyalahkan guru. saya sedih melihat nasib para guru sekarang mereka seperti tidak berguna. BUAT KAK SETO: BUAT DULU SATU PETUNJUK/PEGANGAN BUAT GURU HUKUMAN APA YG PANTAS AGAR GURU ITU TENANG DALAM MENGAJAR.
" SELAMAT BERJUANG PARA GURUKU TANPAMU AKU TIDAK MUNGKIN BEGINI TERIMA KASIH PANGLIMA BINTANG 5 KU"
Setelah membaca dua pernyataan ini bagaimana sikap kita ? Untuk para orang tua, jika kita ikhlas melepas anak kita untuk dididik pada guru, maka jangan sekali-kali mengintervensi guru dengan berbagai aturan, bukankah kita menyerahkan anak didik kita pada guru karena kita tidak mampu mendidik mereka di rumah ? Yang jelas tidak ada niat seorang guru mencelakakan siswanya, karena kecintaanlah yang membuat mereka rela membagi ilmu dan mendidik anak kita.
Hal ini bukan berarti pembenaran terhadap kekerasan, namun maknai kekerasn sesuai dengan porsi yang wajar
Untuk para guru yang berjuang di jalan Allah SWT ... semua itu hanyalah rintangan kecil agar kita lebih ikhlas untuk membangun generasi yang gemilang.
Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh     
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar